Ada tulisan sy di rubrik bahasa majalah Tempo.
Kita disesatkan oleh kutipan yang dialamatkan kepada Tan Malaka, "idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki pemuda".
Sejatinya, kalimat diambil dari film besutan Kaufman, Quills (2000).
Anda salah berkali-kali, Kang Emil.
1) 'Maneh' tidak selalu kasar, apalagi dalam sunda dialek cirebon/banten (tidak mengenal undak-usuk). Mungkin hanya kasar di priangan.
2) Anda mengasumsikan semua orang Jabar menggunakan dialek priangan? Padahal medsos adalah ruang publik.
KLARIFIKASI
Menyikapi hadirnya berita bahwa ada guru SMK diberhentikan oleh yayasannya karena mengkritik saya, yang membuat saya juga kaget, dengan ini saya sampaikan klarifikasi.
Kemarin banyak yang puji kemampuan satire Ismail Marzuki dalam lagu Selamat Hari Lebaran. Saya sepakat soal itu.
Tapi, mustahil rasanya melupakan makalah yang ditulis oleh Remy Sylado, tentang "tudingan" plagiat yang dilakukan Ismail Marzuki. Bukan hanya satu lagu.
Btw, Tan Malaka cukup tekun nyoba cari padanan/terjemahan untuk istilah teknis sains-filsafat.
(Beberapa contoh)
Hipotesis: persangkaan
By product: hasil tersambil
Observation: peramatan
Experimentation: peralaman
Speculation: terka-menerka
Magnet: besi berani
Benar bahwa terdapat tulisan2 filsafat yg ditulis utk gaya2an, supaya kelihatan keren, dgn bahasa yg ribet. Tapi gak smua tujuannya spt itu, istilah2 teknis filsafat dibuat sbg usaha keras filsuf utk keluar dr istilah yang terlampau keseharian. Misalnya, kenapa Heidegger ...
Masalahnya, Rendra wafat dua hari setlah Mbah Surip. Presiden justru belasungkawa pada si Mbah, bukan Rendra.
Kata Remy Sylado; "Presiden RI telah dengan tidak sadar merendahkan martabatnya sendiri sebagai seorang intelektual yang tidak bijak-bestari di batas yang nian absurd."
Tak ada ucapan duka cita atau pernyataan simpati dan penghargaan dari Presiden Jokowi dan Mendikbud Nadiem Makarim atas kepergian Joko Pinurbo, salah satu penyair terbesar Indonesia.
Saya jadi teringat esai Emha Ainun Nadjib di Kompas, 8 Agustus 2009, saat Rendra meninggal.
Sayang jika tidak dibagikan.
Debat antara Ignas Kleden dan Afrizal Malna, berlangsung di harian kompas, 1997. Dimulai oleh tulisan Afrizal, Vampir Kebudayaan dan Tabrakan Wacana.
Turut terlibat: Budi Darma dan Nirwan Dewanto
Dokumentasi: M. Essage (FB)
Tautan di bawah
3) Jika 'maneh' kasar, tak layak dituturkan seorang guru, terang jawaban Kang Emil lebih salah lagi. Anda seorang Gubernur. Harusnya menggunakan 'hidep' kepada yang lebih muda, bukan 'maneh'.
Ini soal konsistensi. Kecuali jika anda hanya ingin dihormati, tapi tk menghormati
Berbincang dengan
@jek___
membuat saya ingat ucapan sabit, bahwasannya komedi adala komedi bukan alat revolusy, tyda perlu dibesar-besarkan apalagi ditamba embel-embel cerdas menguba dunya dst.
Bisa diakses via
@ID_Voxpop
daniel dhakidae bisa nulis esai serius tapi kedengeran merdu, misalnya; "masyarakat yang sehat adalah masyarakat yang seimbang dalam mengingat dan melupakan. mengingat sesuatu tanpa henti adalah obsesi, dan mengingat secara obsesif selalu berarti tidak waras."
Soal dugaan NU Circle, ada narasi cabul di buku "Sastra Masuk Kurikulum", rasanya kita perlu lagi menengok debat Hamka, Sutan Takdir, dan Gajus Siagian. "Apakah Batjaan Tjabul?"
Pertanyaan dari Takdir: orang yang baca bacaan cabul akan jadi cabul, atau terhindar darinya?
Benar kata
@handokotjung
"rasanya saya sudah terlalu tua untuk jadi galau, lebih cocok mempersiapkan diri menyambut usia senja daripada menjadi sobat senja" wqwq~
Via:
@ID_Voxpop
teman-teman yang bijak. saya mau menjual buku-buku pramoedya seperti di bawah ini. kondisi relatif bagus dan terawat, semua original tentunya. bila ada yang berminat, monggo dm saya untuk detail kondisinya, ya.
buat beaya kencan, nih.
Bbrp orang zaztra di x ini kadang lucu. Mereka mengolok-olok Tere Liye dan pembacanya, seraya menjadikan "sayembara dkj" atau "kusala" sebagai berhala.
Mereka lupa kali, ya, Tere Liye pernah masuk daftar panjang Kusala 2012. Dan, hei, pemenang sayembara DKJ ada yang uelek 😩
Menurut Remy Sylado, nama Ismail Marzuki tidak bersih, dan tak layak diagungkan apalagi namanya diabadikan sebagai nama tempat pusat kesenian, Taman Ismail Marzuki (TIM).
Remy memberi alternatif dua nama seniman, untuk menggantikan TIM: Raden Saleh dan Benyamin S.
Seorang teman punya niat yang kelewat ambisius: kepingin menerbitkan buku sebelum wisuda. Ia sukses mewujudkan mimpi itu, di hari² terakhir kuliahnya, dengan kebahagiaan yang tak dibuat-buat.
Karena sy adalah teman yang mudah terpengaruh, diam-diam sy mengekor langkahnya.
Yang lumayan populer, mungkin lagu Ibu Pertiwi yang mirip kidung katolik,What a Friend We Have in Jesus. Dll. Kalian bisa bandingkan keduanya. Ini mudah tertangkap telinga awam, seperti telinga saya.
Seperempat abad hidup di Banten, tiap ada yang bilang politik dinasti sebagai "human right", hasrat mempelajari santet dalam diri saya selalu mendidih.
Efek merusak yang dihasilkan dinasti itu dahsyat, bahkan pada hal-hal kecil yang tak pernah kita duga.
Yang tertarik untuk membaca makalah Alm. Remy Sylado yang berjudul "Kenapa Ismail Marzuki, Kenapa Bukan Raden Saleh" (2013) bisa melihatnya di laman facebook beliau:
@sitifatimahazz_
Saya penutur sunda dialek banten. Itu tidak kasar samasekali. Bahasa sunda, sebagaimana bahasa lain, kaya akan dialek. Ada yang memakai undak-usuk, ada juga yang tidak. Jangan menganggap yang satu lebih valid ketimbang yang lain. :)
Tiga memoar ini ditulis oleh tiga raksasa di bidangnya masing-masing, favorit saya. Sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan gilang-gemilang.
-Hidup di Luar Tempurung, Ben Anderson.
-Istanbul, Orhan Pamuk.
-Out of Place, Edward Said.
Diambil dari makalah berjudul "Kenapa Ismail Marzuki, Kenapa Bukan Raden Saleh", Remy Sylado, dalam seminar sehari tentang Ismail Marzuki dan Raden Saleh yang diselenggarakan oleh Akademi Jakarta dengan Ajip Rosidi sebagai moderator.
jadi kita boleh mengkritik, menjadikan lelucon, bahkan menghina cgi khas elang terbang indosiar, tapi ga boleh mengkritik series dengan kualitas cgi sama buruknya, karena yang bikin Joko Anwar? padahal indosiar ga punya pretensi bikin sci-fi, sementara Joko Anwar iya 😃
Seperti lagu "Kalau Anggrek Mulai Berbunga", sesungguhnya ciptaan musisi asal Italia yang tinggal di Bandung, Belloni. Sudah muncul dalam rekaman 78 RPM pada 1922. Aslinya lagu berbahasa Belanda “Als die orchideeën bloeien”
Usia Ismail Marzuki masih 7 tahun saat itu.
bacaan & selera pasti berubah, katanya.
tapi, tiap ditanya kumcer paling⁵ favorit, saya selalu jawab. 1) Kuda Terbang Maria Pinto, Mbak Linda. 2) Rumah Kopi Singa Tertawa, Mas Yusi. lalu nambah satu, Sentimentalisme Calon Mayat.
Ini sampe mampus gak bakal berubah kayaknya🤣
Sudah tayang di
@kumparanplus
.
Poin saya:
1) Saya menginsafi apa yang dilakukan oleh Kang Ridwan Kamil adalah praktik cemar politik berbahasa; menganggap yang satu lebih valid ketimbang yang lain, menganggap yang ini lebih kasar ketimbang yang itu.
Lalu lagu "Panon Hideung", bukan ciptaan Ismail Marzuki.
lagu ini merupakan komposisi orkestra Rusia, diperkenalkan di Bandung oleh pemusik Rusia bernama Varvolomeyev, sekitar 1920-an. Hakcipta lagu dalam wujud komposisi aransemen dicatatkan di Amerika pada 1926.
ini sih memang sudah di taraf enggak ketulungan ajaibnya, dan ga tahu malunya.
Misalnya: Saras Dewi (kurator) masuk, Inggit Putria Marga enggak. Martin Suryajaya (kurator) masuk, Kiki Sulistyo enggak.
Kalau kurator mau bersetia sama kriteria, pasti ngerasa ganjil sendiri.
bisa gitu, ya. saya yang jauh dari sirkel filsuf-internet-maha-adiluhung malah udah dengar kabar ini sejak tahun lalu.
entah dia yang jago nutup aib, atau ada yang lebih jago nutup telinga.
semoga kasusnya bisa tuntas sampai ke akar, dan keadilan untuk korban 🙏🙏
Kami mendapatkan beberapa laporan dugaan KS yang melibatkan founder kami
@syarafmaulini
.
Sebagai tanggapan cepat, saat ini akun sosial media Kelas Isolasi tidak lagi dipegang oleh yang bersangkutan dan kami akan melakukan investigasi internal dalam waktu segera.
Teman-teman, ada cerpen saya hari ini, di harian Jawa Pos edisi 2 Juli, 2022: "Kerbau Terakhir Kakek Is". 🐃🐃🐃
Yang mau baca silakan di-zoom, atau langganan korannya, atau tunggu diunggah di situs jawapos.
Masih agak mendingan Jokowi, punya pujangga istana Goenawan Mohamad. Lha, Prabowo malah Zarry Hendrik.
Tapi, ya, paling epik tetap SBY. Yang jadi pujangga istana dirinya sendiri. All in membasuh hati di taman kehidupan 👍🤙
Ketika terjadi konflik dengan satwa, kesalahan terbesar kita adalah: kita tidak pernah merasa bersalah.
Tulisan saya untuk rubrik
#Amatan
di
@remotivi
, selengkapnya sila klik 🏇
Apa yang akan terjadi jika kau tergabung dalam kelompok kecil pencuri hewan ternak, melewati jalur alam yang merepotkan, diintai di ketinggian oleh helikopter milik tentara, dan objek curianmu adalah zebu dalam jumlah ratusan?
Silakan baca resensi saya di
@jawapos
.
Bahasa Indonesia memang kelihatan "miskin", karena rujukannya selalu entri dalam kamus. Tapi yang berkembang dan digunakan oleh penuturnya, boleh jadi, lebih beragam dan kaya ketimbang yang terekam. Misalnya "bjir" dan "coy".
@senogp
Kalo "riset" perkara "riset", semua novel Indonesia kalah sama Pangeran dari Timur. Saking "risetnya" novel itu, elemen kepengrajinannya malah terasa dinomorduakan wqwqqqq 🙏
bergetar saya, bang. anak-anak gerhana, novel Pak Haji Yusi Avianto Pareanom yang saya tunggu sejak zaman remaja, akhirnya keliatan hilal untuk terbit :(
Uraian Hamka juga bagus. Kelihatan cerdas dan berhati-hati. Dia menjawab pertanyaan Takdir, kira-kira: "gak perlu tanya ke dokter atau psikolog. Tanya aja langsung ke guru, mereka lebih tahu di lapangan."
Perlu ditekankan, Hamka dan Takdir sepakat, "tjabul" sangat relatif.
Sayembara novel dkj? Wqwq
Dawuk, salah satu novel terbaik Indonesia yang pernah saya baca, bahkan tidak lolos sepuluh besar dalam sayembara ini.
Sila kalian bandingkan bagaimana kualitas juara tahun itu, dengan Dawuk yang tereliminasi.
Teman-teman, twit saya tidak dalam kepentingan membela atau menyudutkan Tere Liye. Saya tidak bisa bersikap untuk sesuatu yang tak pernah saya baca.
Poin saya adalah: stop memberhalakan "dkj" atau "ksk", dan menganggap penulis yang belum menenangkannya seolah medioker.
Halo,
@TirtoID
tolong jelaskan bahwa ini bukan Chairil Anwar yang itu. Puisi Chairi Anwar tidak banyak, dan orang paling awam sekali pun pasti bisa membedakan bahwa ini bukan karyanya.
Jujur, lebih bagus puisi si
@gugurboenga
🫡
Kehilangan betul ini. Remy adl manusia dg erudisi yg menakjubkan. Membaca esai-esainya itu sering memicu sensasi seperti mengembara. Dari telaah etimologi 1 kata saja, dia bisa menyigi berbagai aspek yg banyak di antaranya tak terduga, bahkan belum saya kenal/ketahui sebelumnya.
Teman-teman, Persembunyian Terakhir Ilyas Hussein sudah bisa dipesan melalui
@BukuMojok
, atau reseller² lainnya.
Selama pra-pesan ada diskon khusus, lho 😍😍😍
@dickapurnama98
Buat saya sederhana; tidak. Baik sunda dialek priangan, sunda dialek banten, cirebon dll, punya proses perkembangan masing². Punya penutur masing². Yang satu tidak lebih otentik ketimbang yang lain. Semuanya punya keunggulan masing², berikut juga kekurangan. 😀
Kusala sastra khatulistiwa ini kadang lucu dalam penyelenggarannya, beberapa kali melanggar syarat yang ia tetapkan sendiri.
Wajar bila beberapa penulis menolak nama mereka dilibatkan dalam ajang ini. Yang paling baru, sebelum KSK lenyap, ada Raudal Tanjung Banua.
Ga habis pikir, ada orang pede banget pengumuman doi kerja di
@mojokdotco
padahal kagak. Mana pake nyatut logo
@BukuMojok
biar seolah2 kayak nerbitin buku dia.
Kalian kalo nemu atau kenal orang bernama Sutandya Yudha Khaidar ini tolong ati2. Nipu banget ini. 🤬
Kalau anda anak Bung Besar, seperempat abad menjadi Ketum partai besar, dilimpahi banyak gelar kehormatan oleh kampus besar, atau singkatnya jika anda Megawati, mungkin sulit paham keseruan pengajian ibu-ibu. Wajar.
@deekei_adityani
Saya penutur sunda dialek banten, dan memang sudah melakukan itu, selama bertahun-tahun. Kami tidak mengenal undak-usuk. Tidak ada masalah. Yang harus dipahami: sunda bukan hanya dialek priangan. :)
Pagi ini dibuka dengan ucapan selamat kepada sobat aing,
@M_NandaFauzan
. Selamat juga kepada Kak Ulan,
@velosheraptor
. 2 buku penerbit mojok berhasil menjadi finalis hadiah sastra ayu utami untuk pemula "rasa" 2023.
Saat mahasiswa, aku menulis resensi buku di koran. Ingat betul momen-momen ini.
Dulu, honor dimuat Jawapos dan Tempo saja sudah cukup untuk membayar satu semester uang kuliah. :)
kita punya bumn yang bergerak di bidang penerbitan. sayang, produknya boro-boro oke, kelihatan aja jarang. mungkin bisa ambil langkah dengan mengupayakan cetak ulang buku-buku pram.
assalamualaikum
@erickthohir
mau bisnis gak?
Di
@ID_Voxpop
Yang menarik dari tiga peristiwa ini adalah, seluruhnya terfokus pada dua pokok ‘perjulidan’ yang selalu digemari masyarakat kita; isu nasionalisme dan perkara selangkangan.
Ditemani gerombolan monyet, saya ngobrol banyak hal dengan Kak
@AprilaWayar
, terutama soal representasi dalam Sastra Indonesia.
Diam-diam saya google nama dia, dan mesin pencari itu mengidentifikasi lawan bicara saya sebagai "novelis perempuan pertama dari papua". Fck.
Tulisan sy hari ini di kolom detik, soal cerpen Danarto, Pagebluk, yang terasa sangat ganjil, tapi menyiratkan gotong-royong orang² kampung. Naratornya sampai pada kesimpulan; "ketegangan dan ketakutan memerangi wabah, telah melenceng menjadi karnaval."
7 tahun lalu, 16 s.d 19 April 2013, serial esai ttg Kartini tayang di
@Yahoo_ID
. Saat itu saya coba jelaskan: wacana ttg Kartini tidak tunggal, terus berubah di tiap zaman/rezim.
Saya gabungkan serial itu di 1 laman krn versi aslinya udah susah diakses:
Teman-teman, ada cerpen saya hari ini, di harian Jawa Pos edisi 2 Juli, 2022: "Kerbau Terakhir Kakek Is". 🐃🐃🐃
Yang mau baca silakan di-zoom, atau langganan korannya, atau tunggu diunggah di situs jawapos.
Ini bagian penting dari tulisan Pramoedya Toer di Star Weekly, edisi 12 Januari 1957. Judulnya; "Kondisi Sosial Para Pengarang Indonesia". Versi lengkapnya pernah saya unggah di Facebook.
@iwanjaconiah
wajib baca ini, biar gausah arogan-arogan amat kalau ditanya honor 😝
@M_NandaFauzan
Maaf, What A Friend We Have in Jesus bukan lagu yg spesifik milik Katolik tp umat Kristen pd umumnya. Pencipta lirik lagu tsb, Joseph M. Scriven, bkn org Katolik tetapi Plymouth Brethern, sebuah denominasi Protestan.
Tan Malaka tak pernah mengidentifikasi diri sebagai "Idealis", apalagi menganggap itu kemewahan. Ia justru mengejeknya.
Lihat, yang ia catat, "kaum idealis umumnya memihak pada kaum yang berpunya dan berkuasa, sedangkan kaum materialis berpihak pada proletar dan kaum tertindas”
((Untunglah orang Sunda sabar penuh maklum (jembar hate) atau.. penakut, sehingga masalah tersebut sampai sekarang tidak pernah dipersoalkan secara terbuka. Paling-paling hanya jadi gerutuan sesama mereka.))
🤣🤣🤣
Tulisan Ajip bisa dibaca di sini:
@prophetofzorck
Saya pernah baca tajuk rencananya alm. Ajip Rosidi tentang badak sunda vs jawa, yg disana secara satire Alm Dr. (hc) Ajip Rosidi menyindir orang sunda yg selalu mengalah. Penting gak penting itu konteks kekinian, dahulu hal ini dirunut dalam diskursus budaya dan ilmiah
Awal pekan lalu, saat membaca The Royal Game-nya Stefan zweig, kok say ngebet banget kepingin menulis cerpen dengan tema catur. Maka, jadilah cerpen ini; Fianchetto di Buitenzorg. Tayang hari ini di Koran Tempo. 🥂
Deddy bertanya “Kamu masih perawan?”, kepada dua gadis yang lebih cocok jadi anaknya. Sementara istrinya saat ditanya kapan memiliki momongan menjawab, “Jangan kepo urusan rahim!”
Dari sini aja keliatan siapa yang smart beneran. Esai saya di
@mojokdotco
Ada duta baca, tapi belum pernah dengar duta tulis. Apa itu karena banyak orang Indonesia ingin menjadi penulis keren, tapi sedikit yang mau jadi pembaca tekun?
Untuk memperkaya bahasa Indonesia, saya mau memasukkan salah satu kata paling powerful dalam bahasa sunda, yang agak sulit dicari padanannya: "balagajuah"; kondisi ketika seseorang tidur ngereog alias teu daek cicing.