akhir 2016 saya bertemu dengan pak arifin, lelaki yang menunggu kekasihnya selama puluhan tahun di tempat yang sama, di mana dia kemudian menemukan ajalnya. ceritanya sudah banyak ditulis ulang orang & viral.
Polisi menetapkan JW, sopir bus TransJakarta sebagai tersangka kasus kecelakaan yang mengakibatkan istri Wakalendiklat Polri Irjen Boy Rafli Amar terluka. JW dinilai telah lalai dalam berkendara sehingga menimbulkan korban luka.
#Kecelakaan
dua hari lalu di zoominar saya ditanya gimana cara tetap produktif di masa pandemi. rangorang nih terobsesi skali dengan produktivitas ya bahkan di masa krisis begini. lama-lama kita mati bukan karena virus tapi karena dipaksa produktif.
indonesia be like
โtahun lalu kpk melakukan ott terbanyak sepanjang sejarah. tahun ini kita lemahkan kpk, agar tahun depan tak banyak lagi koruptor tertangkap.โ
โkabut asap kian pekat! kita bakar hutan yang tersisa, agar tahun depan tak perlu ada kabut asap lagi.โ
"
...
Tubuh,
pergilah dengan damai
kalau kau tak tenteram lagi
tinggal di aku. Pergilah dengan santai
saat aku sedang sangat mencintaimu."
Joko Pinurbo, Tubuh Pinjaman (1999)
๐ฅ
Selamat jalan. Pergilah dengan santai, Mas Jokpin. Terima kasih dan sampai jumpa lagi.
Terlepas lo setuju gak setuju cara Pak Harto memimpin Orde Baru. Tapi kisah cinta Ibu Tien dan Pak Harto emang layak disimak, diapresiasi, dijadikan contoh pun boleh, karena banyak hal positif dalam jalin hubungan yg bisa diambil.
di bahasa ibu kami, tidak ada ujaran 'terima kasih'. biasanya kalo tetangga kasih sesuatu, makanan misalnya, kami mengisi tempatnya dengan makanan juga. kalo tak bisa kasih sesuatu, kami biasanya bilang: "maaf, tempatnya kembali kosong!" & berharap lain waktu kasih makanan juga.
how to be a writer:
1. wake up earlier
2. morning coffee
3. write a sentence
4. delete
5. write another sentence
6. delete
7. your third cup of coffee
8. yeah writing is cool, but have you ever tried being active on twitter?
9. cry
kalau tidak bisa bantu, tidak perlu ngajarin dan ngatur-ngatur mahasiswa apa yang mesti mereka lakukan. mereka tahu apa yang mereka lakukan. mereka tidak bodoh. mereka bukan anggota dewan, mereka bukan jokowi.
saya ikuti fotografer ini di instagram, namanya rania matar. dia memotret orang-orang dari luar jendela selama masa karantina ini untuk melupakan kesedihannya.
โjangan ragukan komitmen saya jaga demokrasi.โ
itu serius jokowi bilang begitu atau para wartawan salah dengar?
jaga dan jagal memang cuma beda satu huruf sih.
curi dengar di ruang baca komunitas:
โjika dunia kiamat dalam waktu dekat, saya ingin berada di indonesia. di negeri ini segala hal tampaknya terlambat puluhan tahun.โ
pukul 10.00 tak pernah menoleh ke pukul 9.59. minggu tak tahu dan tak mau tahu apa yang terjadi dengan sabtu. sabtu tak peduli kepada jumat dan minggu. januari tak mau terganggu oleh desember dan februari. tapi orang-orang itu, tahun berapapun mereka bicara, mereka tetap 1998.
ekspedisi naik motor keliling indonesia itu dengar-dengar kerassss sekali. tapi liat-liat sama teman sendiri yang melakukan pelecehan luar biasa lembut!
Bung
@_haye_
terbuka mengingatkan bahwa maksud/niat saja tak cukup, karena publik juga valid menilai dan bertanya.
Kini twitnya dianggap harassment. Pertama kali baca, saya rasakan hal yang sama. Minta maaf dan kembali ke esensi perdebatan sebelumnya akan bermanfaat bagi semua.
kegaduhan soal omnibus law dan corona menunjukkan buruknya kฬถoฬถmฬถuฬถnฬถiฬถkฬถaฬถsฬถiฬถ ฬถpฬถuฬถbฬถlฬถiฬถkฬถ pemerintahan jokowi ฬถpฬถeฬถrฬถiฬถoฬถdฬถeฬถ ฬถkฬถeฬถdฬถuฬถaฬถ.
ฬถkฬถoฬถmฬถbฬถiฬถnฬถaฬถsฬถiฬถ ฬถaฬถnฬถtฬถaฬถrฬถaฬถ ฬถkฬถeฬถgฬถaฬถgฬถaฬถpฬถaฬถnฬถ ฬถdฬถaฬถnฬถ ketidakbecusan ini ฬถjฬถuฬถsฬถtฬถrฬถuฬถ merugikan ฬถjฬถkฬถwฬถ rakyat.
Kegaduhan soal Omnibus Law dan Corona menunjukkan buruknya komunikasi publik pemerintahan Jokowi periode kedua.
Ini diperparah dgn inkompetensi sejumlah menteri dan pembantu Jkw yg lain.
Kombinasi antara kegagapan dan ketidakbecusan ini justru merugikan Jkw.
bu risma tidak tuli. dia barangkali ignorant, tidak berempati, & ableist. kita sebaiknya tidak perlu ikut jadi ableist dengan membiasakan diri menggunakan disabilitas sebagai kiasan yang bermakna tidak baik.
waktu kecil saya sering dengar orang tua bilang โbapak itu polisi loh!โ agar anaknya berhenti menangis. heran, sampai sekarang ternyata polisi sangat menikmati perannya sebagai alat menakut-nakuti orang.
empat seniman visual menerjemahkan empat sajak dari buku 'tidak ada new york hari ini': lala bohang, rhesa aditya, pinot, & wulang sunu. puisi dibacakan oleh nicholas saputra & musik oleh anto hoed. kolaborasi yang seru! prosesnya bisa dilihat di sini:
hari ini 170 media di bawah pikiran rakyat media network (prmn) resmi ganti diksi koruptor dengan maling, rampok, atau garong uang rakyat.
tapi yang bikin saya lebih "wow!" justru angka 170 itu! seratus tujuh puluh media di bawah satu perusahaan?
naik kelas 3 pacaran sama adik kelas yang sering saya liat di perpus. dia pacar pertama saya. kami tukaran surat hampir tiap pagi di depan perpus. putus karena beda kampus waktu kuliah. 21 tahun kemudian, setelah melewati banyak kisah, kami menikah & melahirkan anak kembar kami.
Ceritain dong cerita cinta kalian pas SMA, boleh jaman-jaman naksir kakak kelas, atau bertepuk sebelah tangan, atau bahkan langgeng sampe nikah (temen gue ada ๐)
curi dengar dua anak muda berdiskusi dengan serius di depan gerobak martabak:
โjadi menurutmu bagaimana caranya agar teman-teman kita bisa berpikir kritis?โ
โlangkah pertama, kita harus memastikan mereka bisa berpikir.โ
suatu pagi di ruang baca
@katakerja65
ada yang datang cari buku. dia menemukan buku eka kurniawan di meja & membacanya. capek membaca, dia ngajak pustakawannya ngopi!
melihat banyak orang, berhadapan dengan permendikbud, memilih mengimajinasikan hal absurd ketimbang berusaha menyelesaikan masalah kekerasan seksual di sekitar mereka, saya berpikir apa yang telah dilakukan sastra/film di negeri ini dlm membentuk imajinasi masyarakat kita?
foto-foto ini untuk kalian yang masih memelihara mimpi suatu saat bertemu calon pasangan jiwa di toko buku atau perpustakaan, dan bukan di aplikasi kencan.
dari kemarin mau ikut nimbrung dalam percakapan tentang malas, tapi saya sedang sibuk menikmati kemalasan saya. ini potongan salah satu sajak dari buku 'melihat api bekerja'.
buat siapa pun yang sedang punya proyek menulis, setelah duduk berjam-jam, semoga hari ini kamu menemukan satu atau dua kalimat yang membuat sakit di punggungmu tiba-tiba terasa sedikit lebih ringan.
persoalan dengan harapan: kita terlalu sering melihatnya sebagai sesuatu tentang masa depan. bagi banyak orang, harapan adalah tentang sekarang, tentang cara bertahan hidup.
Kita mungkin sudah lupa bagaimana rasanya punya harapan, setelah bertahun-tahun bekerja siang dan malam dan siang dan malam, dan masih saja terseok-seok memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Puluhan ribu org yg meninggal krn covid itu bukan sekadar angka.
Ada yg mencintai & kehilangan dgn kepergian mereka.
Salah satunya: Pak Epri, yg wafatnya membuat FKUI berduka.
Bila sahabat berkenan, sila reply di sini wajah mereka yg pergi krn covid, agar kita doakan bersama.
saya kerap berpikir bagaimana ya caranya mendekolonisasi konsep waktu yang kadung kita anut sekarang, konsep waktu yang linear ini. dekolonisasi mungkin kata yang besar sekali. karena saya juga tidak begitu paham.
tiap kali baca 'menggerakkan/memutar roda perekonomian', saya selalu berharap selanjutnya ada jawaban atas pertanyaan: roda perekonomian bergerak menuju ke siapa? meninggalkan dan atau melindas siapa?
mau berbagi kabar menyenangkan. buku kami memenangkan dua penghargaan buku puisi terbaik tahun ini: penghargaan sastra kemdikbudristek & anugerah kusala sastra khatulistiwa!
yang mau ikut merayakan, sila reply dgn meme paling lucu yang ada di ponsel teman-teman. terima kasih.
hidup di negeri di mana membayangkan masa depan lebih mengerikan daripada mengenang masa lalu. bagi banyak orang di negeri ini, harapan adalah hal paling ambisius yang mereka punya.
jika di daerah khusus ibukota jakarta, di mulut istana negara, ada sejumlah orang rutin selama enam ratus kamis datang meminta dan diabaikan, bagaimana cara membayangkan keadilan di negara yang luasnya hampir dua juta kilometer persegi ini?
ada banyak jalan membungkam kritik. diculik, dilaporkan pake uu ite, dirisak rame-rame, disebut sjw, "bahasamu ndakik-ndakik", "balas dengan karya dong!", "gomong apaan sih, njing?", "sante aja keleus ini cuma twitter!"
di panggung konser musik, seorang vokalis band bilang, โsebagai ucapan terima kasih diajak tampil di acara keren ini, kami mau menyanyikan lagu baru kami. kita nyanyi bareng yaโโ
penonton di barisan belakang berteriak, โlagu lama kalian saja saya belum hapal keuleus!โ
saya tidak tahu siapa yang punya ide menambahkan โlebih baik nikah mudaโ di belakang โdaripada zinaโ. kenapa bukan โdaripada zina lebih baik olahraga atau tidur atau minum air putih atau apalah yang lebih sehat?โ
bagaimana jika pemerintah tak merasa gagal menangani pandemi, tapi malah merasa berhasil? berhasil menunjukkan bahwa mereka sangat berkuasa untuk melakukan apa pun, berhasil membuat warga putus asa & tak bisa melawan. bukankah itu yang selama ini mereka inginkan?
maaf pak maaf banget tapi hehe orang-orang teriak asap asap asap asap bukan minta bapak mewujudkan negara kesatuan republik investasi harga mati as soon as possible hehe
Pemerintah akan mengajukan banyak revisi UU terkait perizinan dan investasi yang memungkinkan keleluasaan Indonesia bergerak lebih jauh dan bersaing dengan negara lain.
Dihitung-hitung, ada kurang lebih 74 UU.
curi dengar di ruang baca komunitas:
"orang-orang kaya punya hobi absurd yang mahal, nongkrong di tempat mahal, beli rumah sangaaaat besar & mahal, menyekolahkan anak di langit, bukan karena mereka terlalu banyak uang. tapi karena mereka tidak mau berada di sekitar kita."
melihat berita yang viral perihal orang-orang mengambil mayat keluarganya & orang yang memandikan mayat saudaranya, saya berani bilang banyak di antara manusia sok tahu di jawakarta yang tidak tahu bedanya antara sultra dan sulsel.
ketika seorang anak muda berkeringat sehabis lari pagi melintas di depan kedai, pria tua yang sedang menikmati kopinya bilang, โtampaknya orang-orang sekarang lebih sering lari karena ingin menjauhi sesuatu, bukan untuk mendekati sesuatu.โ
tidak perlu mikir sampe fiksi & non-fiksi kalo cuma mau bicara soal mengaburkan realitas sosial. bahasa (yang kita pake bikin tulisan, apa pun jenisnya; yang kita pake bikin opini jelek sepanjang tahun) selalu punya kekuatan untuk mengaburkan realitas sosial.
"Realitas sosial yg dibungkam hanya bisa disiratkan dlm fiksi". Bro kapan fiksi nyeritain ekonomi politik pekerja informal, kerentanan kerja, de-industrialisasi prematur, ketimpangan agraria, diferensiasi kelas petani, dsb? Baca fiksi malah makin mengaburkan realita sosial ๐คฃ๐คฃ๐คฃ
akhir-akhir ini kata 'semoga' terdengar lebih sering dari biasanya. semoga bukan karena kita mulai tidak tahu harus melakukan apa. semoga bukan karena kita mulai putus asa.
dua hal yang saya pelajari beberapa hari terakhir ini: menurut pemerintah indonesia, 1) orang-orang miskin bisa inses karena di rumah mereka tidak cukup kamar, 2) orang-orang kaya bisa inses karena di rumah mereka ada kolam renang.
betapa tidak berdaya kita di hadapan hidup kita sendiri di tengah persoalan-persoalan besar dan kompleks ini. sementara kita hanya terlatih berdoa dan membuat lelucon untuk menertawai diri sendiri.
โsetelah punya rumah, apa cita-citamu? kecil saja: ingin bisa sampai di rumah saat masih senja supaya saya dan senja sempat minum teh bersama di depan jendela.โ -
@jokopinurbo
menulis mungkin terasa sulit ketika kau baru mulaiโdan itu lumrah. begitu berhasil melewati bagian tersebut dan terus menulis, kau akan tahu bahwa ternyata menulis itu sangat sangat sulit.
"saya ingin mencintainya dengan sederajat, pak,โ kata saya. "susah! lagipula sederajat itu kurang hangat. cintai dengan sadar dana saja. sebab, kau tahu, itu penyebab banyaknya bujang bulan juni,โ kata pak
@sapardidd
yang berulang tahun hari ini.