welcome to mao/nare fanfictionarchives!
— I interact less here as the purpose is only fo fic archives and reading. I still interact!!
Do hit me up on my main ; if you wish to become mutual there!
Poipiku Link (Art) :
-
#galladay
— 🔞 Somewhat Gallagher suka sekali dengan imajinasinya menggigit Sunday.
Secara harfiah.
- full tags di link, ada ekstra untuk aftermath!
Happy Reading :D
Sunday kesel, intinya sih begitu. Dia sibuk bertanya-tanya kenapa Gallagher menepuk kepala—atau bahasa gaulnya, pat-pat kepala mahasiswa seenaknya tapi tidak dengan DIA.
Segan? Takut? Kayaknya nggak, terus KENAPA, Sunday cemberut.
"-diperlakukan demikian,"
Sunday terdiam lagi. Dia menghela nafas.
"Saya masih mahasiswa pak,"
"Saya tahu, ya sudah nanti mau saya pat pat?"
"Ha!? Tidak perlu!!"
"Loh, kirain siapa, ternyata kamu, Sunday?"
Lelaki halovian itu menoleh, mendapati Gallagher yang baru saja masuk ruang tunggu dosen. Sunday kesini tadi karena mengantar absen kelasnya Luocha.
"Pak Gallagher," ucapnya sambil mengangguk, memberi hormat.
Tetapi tetap saja wajah masamnya tidak bisa ditutupi, Gallagher menyadarinya. Lelaki paruh baya itu duduk di sofa dan bersandar.
"Lagi bete nih, burung kecil? Ada apa?"
Tuh ya, dosen mana yang memanggil muridnya dengan nama panggilan!!! Tapi dia sudah dipanggil begitu oleh-
"Jangan bilang kamu iri, Sunday," Gallagher terkekeh. Wajah Sunday berubah sengit, dia menoleh ke arah lain.
"Saya gak iri kok," ucapnya.
Gallagher tersenyum, dia menatap keluar.
"Bagi saya kamu terlihat cukup dewasa, Sunday, biasanya orang-orang dewasa tidak suka-,"
-Gallagher sejak bersinggungan dengannya selama perkuliahan, entah kapan mulainya.
"Pak, kenapa bapak suka menepuk kepala mahasiswa sembarangan?" Tanya Sunday tiba-tiba.
"Eh? Mereka nyampein ke kamu mereka gak nyaman, kah?" Tanya Gallagher.
Sunday menggeleng. Gallagher menghela nafas lega.
"Gak papa, sih, saya suka aja. Rasanya kayak ke anak sendiri," ucap Gallagher.
Begitu rupanya, Gallagher melihat mereka sebagai anak-anak? Lalu Sunday apa? Kenapa tidak diperlakukan begitu juga?
Badai itu memang besar, dan sialnya Sunday lupa membawa transportasi. Robin sudah pulang karena kelasnya hari ini hanya satu, dan sepertinya adiknya itu juga terjebak di tempat main atau mall bersama teman-temannya.
Padahal hari ini ada tugas yang harus diselesaikan-
-bahwa Misha bukan anak kandung Gallagher, tapi Sunday sendiri bingung kenapa. Gallagher mengintip handphone melalui sudut matanya—melihat maps, mereka sudah hampir sampai.
"Kamu sendiri gak punya pacar, Sunday?" Tanya Gallagher.
"....Saya rasa orang terlalu segan-
Akhirnya disinilah mereka, Sunday di kursi sebelah Gallagher sementara Gallagher menyetir.
"Kita ke SD dulu ya, sebentar saja, nanti saya langsung antar,"
Seingat Sunday disini memang ada SD. Tapi untuk apa Gallagher kesana? Ah sudahlah, Sunday sudah diberi tumpangan
"Saya antar kamu ke rumah," ucap Gallagher tiba-tiba.
"Eh?" Sunday terdiam, dia menolak ajakan Gallagher tersebut. Tapi pria itu memaksanya dan alasannya juga valid, Sunday tidak bisa menolak, mengingat tumpukan tugas di rumah.
"Terima Kasih pak.. Dari sini saya bisa sendiri,"
"Jangan, jangan saya antar pakai payung,"
Sunday tidak mengerti.
Kenapa Gallagher baik sekali padanya.
Kenapa Gallagher tidak pernah menepuk kepalanya
Kenapa Gallagher akhir-akhir ini berada terus di sampingnya.
"...nday...sunday...,"
Sunday bermimpi, dia menggenggam tangan seseorang, tapi ada suara anak kecil juga, ketika ia membuka mata, ia dikejutkan dengan wajah Gallagher yang dekat dengannya.
"Kamu demam, kita udah sampai,"
Fever dream...? Pikir Sunday, dia jarang bermimpi.
-sama saya, pak," ucap Sunday.
"Hahaha! Kamu aja agak galak kali, tapi seharusnya orang kayak kamu udah ada pacar,"
"Saya nggak ngerasa butuh pacar, pak,"
-dia banyak sekali lupa hari-hari ini. Kamis memang hari sialnya, sepertinya. Dia lupa membawa charger, lupa membawa transportasi, dan tidak ada transportasi online yang mau mengambil dirinya.
"Sayapmu nanti basah kalau kamu tetap berada di dekat pintu masuk, burung kecil,"
#galladay
fanfiction , domestic life , fluff , modern au. sunday sedang capek, dan gallagher tidak ada.
Atau : sunday ingin bermanja ria bersama gallagher hari itu.
Sunday menoleh, dia mendapati Gallagher sedang bersiap menggunakan payung. Sepertinya hendak pergi ke mobilnya.
"Iya pak, saya nunggu reda," ucap Sunday.
"Tunggu di dalam saja, kayaknya bakal sampai larut, gak ada yang jemput? Robin kemana?"
Ada jeda ketika Sunday berkata begitu, Gallagher diam sebelum memutuskan untuk berbicara.
"Misha anaknya kakakku, tapi beliau dan suaminya meninggal karena kecelakaan,"
"Oh... Maaf, pak,"
"Tidak apa,"
Kemudian hening kembali. Ada perasaan lega ketika mengetahui
"Kak Sunday! Nama aku Misha, kakak bisa ajarin aku matematika?"
Sebetulnya, Sunday merasa agak awkward ditanya langsung begitu. Tetapi karena Misha bertanya, dia tidak punya pilihan lain selain menjawab, nanti dikira tidak sopan, pikirnya.
"Bisa, Misha umur berapa?"
"Robin sama teman-temannya, mobil kebetulan hari ini sedang dipakai, jadi saya naik transport umum tadi, tapi saya nggak tau bakal begini," jawab Sunday.
Gallagher mengangguk. Ada sekitar 30 menit mereka menunggu, namun badai tidak kunjung berhenti.
Mereka berbincang-bincang hingga Misha kelelahan, dia tertidur di kursi belakang sambil memeluk tas sekolahnya.
Gallagher yang melihat itu dari kaca mobil tersenyum tipis.
"Maaf ya, Misha emang talkative,"
"Tidak masalah, pak, saya nggak tahu bapak sudah menikah,"
"Papa Galla, ini siapa?"
Anak itu bertanya penuh penasaran sambil berpegangan ke kursi setir, Gallagher terkekeh sedikit sebelum melajukan mobilnya.
"Itu Sunday, mahasiswa Papa, dia pinter lho,"
"Bisa ajarin Misha matematika?"
"Bisa, dong, tanya kak Sundaynya,"
Dia harusnya bersyukur, jadi dia hanya mengiyakan.
Sesampainya di SD, seseorang memasuki kursi penumpang di belakang, sosok anak bersurai biru. Sunday cukup terkejut dengan kedatangan anak itu.
Apa ini artinya Gallagher sudah menikah?
Gallagher memutar radio miliknya, di tengah hujan badai stasiun radio hanya memutar lagu-lagu saja, jadi suasananya mendayu-dayu. Dan setelah beberapa saat, Sunday tertidur.
Sungguh Sunday tidak mengerti, demam begini pikirannya kemana-mana.
"...,"
Begitu membuka mata, ia sudah berada di kamarnya dengan baju yang sudah diganti, sepertinya para pelayannya yang melakukannya.
#galladay
- prompt fic. / modern day, college au
Jika tidak bisa mencintaimu dengan hanya ngobrolin proker, maka aku akan mencintaimu ugal-ugalan.
Alias : Gallagher, nyadar plis.
#galladay
with slight! dancae dan ratiorine
'Everybody is falling in love, and I'm falling behind'
Tentang Sunday yang merasa mulai terbelakang dari teman-temannya karena sampai saat ini perasaannya belum terbalaskan (dan dia denial)
#galladay
— song inspired fic | modern college au
This side of Paradise- "So if you're lonely, come be lonely with me,"
-
Bar Gallagher masih buka pukul 12 malam. Sunday melangkah masuk kesana.
Bar itu sebenarnya bukan tempat ideal untuk Sunday jalan-jalan.
#galladay
- 🔞Time To Wake up, Dear One.
Bahasa Indonesia, Rate M (?)
Full Tags di Link.
Canon Compliant, hurt no comfort, open ending (?).
Sambil dengerin playlist angst yang denial sabi.
Link:
#galladay
song inspired fic ;
—promise by laufey | modern au
"It hurts to be something
It's worse to be nothing with you,"
Gallagher tau bahwa di mata Sunday, dia bukan siapa-siapa. Ketika bertemu untuk pertama kalinya di bar, Sunday mencari seseorang yang bisa-
#galladay
— 🔞 Somewhat Gallagher suka sekali dengan imajinasinya menggigit Sunday.
Secara harfiah.
- full tags di link, ada ekstra untuk aftermath!
Happy Reading :D
#PomPomWeeklyPrompt01
-
Day 03 : “You’ve never been loved, I can tell,”
Tags : galladay , gallagher x sunday , modern au , kissing , sunday is kinda insecure , sunday has never been loved (romantically) before
------ Bahasa Indonesia