My latest article with Baiq Wardhani
@csgsunair
@skytteUT
on 🇮🇩 position in the
#RussianUkrainianWar
has just been published by
@CSP_journal
.
We argue that 🇮🇩’s ambivalence is part of its tension between equal sovereignty & familial approach to conflict.
Unair Memanggil!
Para alumni, mahasiswa, dosen, staf, dan keluarga besar Universitas Airlangga, ayo, bergerak!
Negara kita sedang tidak baik-baik saja, dan kita punya tanggung jawab mengingatkan: mengingatkan penguasa agar tidak melenceng, serta masyarakat agar mau bersuara!
Q: Mengapa proposal Pak Prabowo langsung ditolak oleh Ukraina dan negara-negara Barat?
A: Karena tidak masuk akal, tidak sesuai kondisi saat ini di lapangan, tidak mempertimbangkan konteks sejarah dan politik kawasan Eropa Timur, serta tidak sesuai prinsip 🇮🇩 sendiri.
*a thread
Oh makanya ada narasi “asing-CIA”.
What do you expect dari seorang pelaku penculikan dan punya bibit anti-demokrasi. 👀
Semua gerakan massa dianggap didalangi asing. Nggak merasa bahwa rakyat sudah pintar.
Nggak papa, kita fokus dulu lawan dinasti Mulyono. Next: orang ini.
Parahnya memang gaji pokok segini itu dianggap wajar.
Ada yang membenarkan dengan argumen “namanya juga pengabdian”,
Ada juga yang bilang “tapi kan dosen dapat proyekan.”
Ya terima aja mahasiswa ditinggalkan, kasih tugas baca sendiri, dosen masuk 15 menit aja demi proyekan.
Mengapa banyak pakar di Indonesia yang cenderung bersikap pro-Rusia dan mengabaikan perspektif Ukraina?
Jawaban TL,DR: karena masih kuatnya pendekatan neorealis, kurangnya pakar Eropa Timur, glorifikasi peran 🇮🇩, & anti-imperialisme Barat.
*berdasarkan artikel saya di bawah👇
Pemerintah Indonesia yang hipokrit seperti biasanya.
Kekejaman Israel harus dikutuk, tapi kekejaman Rusia menyerang RS anak didiamkan tanpa ada pernyataan serupa dari Kemlu.
Memang hipokritas tidak hanya oleh Barat, tapi juga oleh negara Selatan. 🇮🇩 konsisten hipokritnya.
Indonesia kutuk keras serangan biadab Israel terhadap sekolah al-Jaouni di kamp pengungsi Nuseirat yang dioperasikan UNRWA di Gaza Tengah (6/7).
Kekejaman serta pelanggaran hukum internasional terus dilakukan oleh Israel, & korban jiwa sipil terus berjatuhan.
Apakah seluruh
Refleksi yang penting dari Gus
@ulil
.
1. Bahwa pelanggaran memang ada, tapi mayoritas rakyat ingin jalan pembangunan ala Jokowi
2. Bahwa bisa jadi rakyat punya prioritas lain di luar isu kemunduran demokrasi
3. Wake-up call bagi kalangan terdidik, agar menyadari bias kami
Ini isu menarik yang diangkat mas
@analispolitik
.
Saya ada 4 poin:
1. Dosen di 🇮🇩 tugas utamanya masih “mengajar”, dan asumsinya (sepertinya) kalau S1-S3 tanpa jeda, ybs tidak punya pengalaman mengajar, sehingga akan kesulitan dalam meng-handle kelas dan mahasiswa.
Sepakat dengan
@nabiylarisfa
soal pentingnya menegaskan ulang soal PROSES.
Tapi, masalahnya, kadang dosennya juga tidak menghargai proses, tapi hanya lihat hasil.
Ada kasus ekstrem: dosen jarang masuk, penilaian hanya lewat ujian akhir, tanpa feedback, dan semua dapat A or AB.
Oke, mau coba jawab yg “kenapa dunia akademik berbeda?”.
Karena kita sekolah/kuliah itu poin krusialnya ada di PROSES, bukan di HASIL.
Menggunakan joki = mem-bypass proses. Hasil dari pendidikannya ya jadi pointless.
Resolusi “berani”, tapi tidak sesuai konteks sejarah, politik, dan kultural di kawasan Eropa Timur.
Bahkan tidak mempertimbangkan kondisi DK PBB, konsep soal kedaulatan wilayah, dan malah bicara referendum.
Juga lalai memperhatikan trauma korban.
🫣🤔 “berani” untuk apa?
Akhirnya HI Unair mendapatkan seorang Guru Besar yang benar-benar layak dan diakui kolega.
Seorang yang berdedikasi mengajar, membimbing. menulis, dan mengarahkan yang lebih muda dari beliau.
Bukan Gubes instan yang cuma mengajar 15 menit.
Selamat Prof. Baiq Wardhani 🥹🥹
Lagi-lagi pernyataan tidak masuk akal dari salah satu “pemimpin” bangsa.
Semakin menunjukkan ketidakpahaman beliau akan kondisi geopolitik kawasan Eropa Timur. Ke mana para penasehatnya ya?
Beberapa pernyataan ngawur beliau di pidato ini bisa dilihat di bawah.
*utas pendek
Sepertinya nanti hanya ada dua opsi:
1. Orang gila yang mau ikhlas beramal, tidak butuh uang, dan menyukai pekerjaan mengajar.
2. Orang-orang yang terpaksa jadi dosen karena tidak ada pekerjaan lain dan sudah terlanjur sekolah S2 di bidang yang sama.
Aturan baru ini bikin dunia akademik makin tidak menarik bagi anak muda. Selain insentifnya kecil, perlu bertahun-tahun untuk jadi profesor. Hanya mereka yg ikhlas beramal yg mau menggeluti dunia ini 😁
@ariomazda
Ada yang bilang klo itu bentuk pendidikan mental 🥲🥲🫠
Mental jaman penjajahan kayaknya.
Jaman udah berubah, dosen/guru masih aja suka bullying akademik 🫠
Seminggu kemarin, saya menjadi bagian dari delegasi masyarakat sipil Indonesia yang berkunjung ke Ukraina.
Saya akan bagikan pengalaman saya (kehancuran-perbaikan yang ada, serangan udara, dkk), siapa yang kita temui, dan rencana kerjasama ke depan demi hubungan baik 🇮🇩-🇺🇦.
/1
Di tempatku, malah digembosi oleh institusi dengan pelarangan, imbauan agar tidak datang, serta deklarasi tandingan.
Uniknya, deklarasi tandingan yang hanya berselang 15 menit ini justru dikomandoi oleh alumni yang juga caleg dari partai tertentu. Dan malah didukung institusi 🫣
‼️Update Resmi dari Komunitas Guru Besar ITB‼️
Ibu rektor tidak mengizinkan keberlangsungan deklarasi dihadiri alumni dan mahasiswa. Pihak alumni dan mahasiswa diperkenankan untuk sebatas mengikutinya pada platform Zoom Meeting.
Bukan jalan yg mudah, tetap kawal!
Why did Jokowi visit Kyiv and Moscow? Was it really for brokering peace? Or was it for Indonesia’s and his own gains?
Answer: for now, it is mostly about Indonesia’s own gains and Jokowi’s image/legacy.
*based on my latest piece at
@ConversationIDN
.
A long 🧵.
My reflection on Jokowi’s latest visits to Kyiv and Moscow.
Will make a thread later on.
My main argument: he failed to be peace broker and might have damaged his credibility, but he gained domestic image.
via
@ConversationIDN
Diskusi Mahasiswa UNY Dibubarkan Rektorat, Guru Besar & Dosen Emoh Sikapi Situasi Demokrasi
Siapapun yang tau cara kerja Kampus UNY, ga akan heran kalo ini terjadi. Jadi inget konstelasi kekuasaan yg kotor pasti selalu disokong akademisi yg kotor pula
Semakin jelas arah negara kita ke mana, kalau DPR saja malah memuji “pemilu” di Rusia.
From declining/backsliding of democracy to the return of authoritarianism.
Semakin menunjukkan bahwa Presiden Jokowi memang tidak peduli soal peran dan posisi 🇮🇩 di arena internasional.
Bagi Jokowi, pertanyaan “🇮🇩 dapat apa?” dan target domestik lebih penting. Termasuk semua kunjungan (bahkan ke 🇺🇦 & 🇷🇺) kemarin harus dimaknai dalam kerangka itu.
Pres Jokowi absen 7 tahun berturut2 di SMU PBB termasuk tahun ini. Di tengah suasana🌍 yg ambur adul, sbg PresidenG20 & pelopor multilateralisme, bukankah ini sebenarnya momen penting bg 🇮🇩 utk tampil & bersuara & menggalang aksi di PBB?
Sudah beberapa waktu ini saya mendorong beberapa ide ini, tapi ya begitulah. Resistensinya masih luar biasa.
Padahal, secara logis:
1. Setiap matkul, mahasiswa sudah belajar meneliti & menulis (tidak hanya di skripsi)
2. Dosen terbatas, membimbing puluhan orang. How can it work?
Rame-rame soal skripsi ini sebenarnya menegaskan lagi bahwa skripsi itu mestinya (1) tidak wajib (2) diambil hanya bagi mereka yang tertarik belajar nulis dan riset (3) dibimbing serius oleh dosennya (4) ada kelas-kelas pendamping yang difasilitasi kampus untuk membantu menulis.
Ini para fans Erdogan yang kebetulan pro-Rusia di Indonesia bisa pusing.
Bagaimana bisa? 😄
*catatan: sudah sejak lama Turki selalu mendukung masuknya Ukraina dan Georgia ke NATO, dan bantuan senjata Turki ke Ukraina cukup banyak sejak awal.
Erdogan publicly supports Ukraine’s Nato membership after a meeting with Zelensky in Istanbul
“Undoubtedly, Ukraine deserves NATO membership, a point that I have always defended insistently.”
Unfortunately, I have to agree.
Zelenskyy’s position regarding Israel has lost him many potential supporters in Southeast Asian muslim communities.
I personally know many Ukrainian supporters in Indonesia who are very disappointed with Zelenskyy’s remarks.
This article blames the West, which is in due course. But should have mentioned Zelensky. No leader espoused as much support for Israel’s unrestrained exercise of self-defense as him. He lost the Arab/Muslim world, and got nothing back from Israel.
Sepakat.
Tugas utama dosen ya mengajar, dengan tambahan beban meneliti, dan stakeholder utamanya ya mahasiswa.
Jangan malah dibalik-balik dengan alasan ranking dll. Insentif puluhan juta diberikan ke jurnal, sementara mengajar justru ditinggalkan dan disuruh asistennya saja.
Kritik
@AhmadFuady01
di laman FB saya terkait opini ini, di kalimat:
"Dosen pada hakikatnya adalah.."
Valid.
Sejak kapan Dosen tugas utamanya justru meneliti dan mengajar jadi tugas tambahan. Ini definisi yg menurut saya hingga kini kurang tepat. Tugas utama Dosen ya mengajar.
My reflection on Jokowi’s latest visits to Kyiv and Moscow.
Will make a thread later on.
My main argument: he failed to be peace broker and might have damaged his credibility, but he gained domestic image.
via
@ConversationIDN
Untuk sesi saya, bersama dengan mbak
@Ikaningtyas
dari
@AJIIndonesia
dimoderatori mbak Ika Idris dari Monash University 🇮🇩, nanti akan saya bikin utas sendiri.
Poin yang kami bicarakan: disinformasi 🇷🇺 dan bagaimana meningkatkan kewaspadaan kita.
11/
Ini isu penting, terutama bagi banyak orang di Indonesia yang kurang paham soal NATO.
Istilah “ekspansi” itu misleading dan misinformed, karena negara-negara calon anggota itu yang ngotot ingin bergabung.
Justru NATO selama ini berusaha menghambat penambahan anggotanya.
'NATO expansion' – implies that NATO is the prime mover, a favourite term of the critics and complainers.
'NATO enlargement' – neutral, NATO grows larger.
'NATO accession' – what actually happens, with candidate states going through an often long and grueling process to get in
My newest forum article on the non-Western responses to 🇷🇺’s war in 🇺🇦 (using the case of 🇮🇩) has just been published by
@JrnlRegSec
.
Thanks to
@FilipEjdus
and
@Markodkovacevic
for the feedback and editing.
22/
Atau, lebih parahnya, jangan-jangan ini hanya pembentukan image menjelang Pemilu 2024?
Apalagi sudah muncul narasi “berani” seperti poster di bawah.
Kalau iya, berarti celakalah kita, karena harga yang dibayar adalah reputasi 🇮🇩 di mata dunia.
Apa-apa Amerika, apa-apa konspirasi Barat. 🙃
Amerika tidak sekuat itu sampai bisa mempengaruhi semua negara. Ngurusi diri sendiri saja saat ini mereka kesulitan.
Coba pelajari dinamika internal negara tersebut.
*ini berlaku juga buat orang Indo yang komen soal negara lain.
Masih nggak habis pikir kok masih ada yang mengidolakan beliau kalau urusan politik luar negeri.
Nanti kalau mendadak negara kita diserang, ya jangan melawan ya, terima saja. Apalagi kalau yang menyerang menjanjikan investasi di kemudian hari.
1/
Ada 5 usulan pak Prabowo di sini:
1. Gencatan senjata
2. Penarikan mundur pasukan 🇷🇺 & 🇺🇦 15 km
3. Pembuatan DMZ di wilayah antara pasukan tersebut
4. Pembentukan pasukan penjaga perdamaian dan pemantau PBB
5. Referendum di “wilayah sengketa”
Mari kita bedah 1-1!
Ternyata memang ada tekanan dari “atas”.
Laporan dari lembaga pers mahasiswa FISIP Unair,
@retorikafisipua
, mengenai pelarangan, tekanan yang dilakukan institusi, serta deklarasi tandingan yang melibatkan oknum kampus serta caleg partai.
Sy 100 % dukung pernyataan Menlu Retno yg kecam serangan militer junta Myanmar thdp warga sipil di Kachin. Yg jadi pertanyaan: kenapa kita berani keras&lantang thdp junta Myanmar, nmn thdp Rusia yg juga bantai warga sipil Kyev kita jadi sangat pemalu?
2/
Usulan gencatan senjata hanya sekadar usulan. Siapa yang menjamin bahwa 🇷🇺 tidak akan tetap menyerang?
Sejak awal perang, sudah ada banyak upaya “gencatan senjata,” terutama oleh Turki. Tercatat sejak 28 Februari 2022 sudah ada belasan kali upaya tersebut.
Hasil: nihil!
Had to leave a webinar organized by 🇮🇩 MoFA on 🇷🇺-🇺🇦 war, because the invited speaker (professor from 🇦🇹 thinktank) just started his remarks by saying:
“This is a civil war between Slavic country, all of them speak Russian. Watch the Tucker Carlson’s interview with Putin.”
🫣🫣
Jadu inget waktu sebelum Pilpres, beberapa civitas akademika dari fakultas saya sedang berdemo di area kampus.
Setelah orasi posisi kami, kami membubarkan diri. Kami lihat wartawan bergeser 50an meter.
Ternyata ada demo tandingan 😆. Di dalam kampus. Diorganisir oleh …. 👀
Beredar kabar hari ini ada demo tandingan dengan tema "Indonesia baik baik saja"
Jaga keadaan tetap kondusif, jangan sampai terpancing provokator
Disiplin dn fokus dalam bernarasi, kesampingkan dlu perbedaan, utamakan kawal sampai menang ✊
#KawalPutusanMK
#KawalSampaiMenang
Bagi orang 🇮🇩 yang menuduh negara-negara Barat dan Eropa memperlama perang dengan mengirimkan senjata:
Kalau mereka berhenti membantu, 🇺🇦 akan dihancurkan oleh 🇷🇺. Warga 🇺🇦 tidak mungkin menyerahkan sejengkal pun tanahnya, jadi akan berjuang sampai mati.
Itu yang Anda mau?
My latest article on why many Indonesian experts are pro-Russia and ignoring Ukraine's perspective.
Will probably make a thread about it tomorrow.
via
@ConversationIDN
3/
Walaupun di awal sempat ada niatan segera dari 🇺🇦 untuk gencatan senjata, tiga hal menghalangi hal tersebut:
1. 🇷🇺 tidak menghentikan serangan, bahkan saat negosiasi berjalan;
2. Tragedi di Bucha membuat trauma bagi 🇺🇦;
3. Kebiasaan 🇷🇺 yang tidak pernah tepat janji.
Di luar (mudah-mudahan) salah sebut soal Uni Soviet (yang sudah bubar 32 tahun lalu), pertanyaan besarnya:
memang Indonesia sudah ngapain dengan “kepemimpinan” itu?
Dihargai datang ke Ukraina dan Rusia, lalu apa? Dihargai di G20, lalu apa? Jadi pemimpin Global South, lalu apa?
"Kepemimpinan G20 itu Indonesia bukan hanya duduk dan diam dan hadir, kita memimpin. Bapak Presiden datang ke Ukraina, Bapak Presiden datang ke Uni Soviet, ke Rusia, dan kita dihargai," kata Airlangga.
Pak
@prabowo
, berhubung sepertinya mayoritas masyarakat 🇮🇩 memilih Bapak sebagai Presiden baru, tolong pastikan Bapak memilih Menteri yang cerdas, punya prinsip kemanusiaan, dan bermoral.
Jangan sampai proposal-proposal ngawur Bapak seperti saat di Shangri-La muncul lagi ya 🫣.
Q: Mengapa proposal Pak Prabowo langsung ditolak oleh Ukraina dan negara-negara Barat?
A: Karena tidak masuk akal, tidak sesuai kondisi saat ini di lapangan, tidak mempertimbangkan konteks sejarah dan politik kawasan Eropa Timur, serta tidak sesuai prinsip 🇮🇩 sendiri.
*a thread
27/
1. Solidaritas sesama negara bekas jajahan
2. Tatanan dunia yang adil dan berdasarkan aturan serta prinsip kedaulatan wilayah
3. Tidak ada lagi prinsip “might is right” di dunia
Yang lain, seharusnya sekunder dalam konteks 🇷🇺🇺🇦.
END
9/
Parahnya, proposal ini juga menawarkan referendum bagi “wilayah sengketa.”
Perlu dicatat, tidak ada wilayah sengketa di sini. Yang ada adalah wilayah 🇺🇦 yang diambil secara ilegal oleh 🇷🇺 sejak 2014.
Wilayah yang mana yang dimaksud oleh Prabowo?
19/
Analoginya:
Meminta 🇺🇦 duduk bersama 🇷🇺 tanpa ada jaminan keamanan, sama saja dengan meminta korban perkosaan duduk dan berdamai dengan pemerkosanya.
Bukannya solider dan berempati, kita justru melakukan gaslighting pada korban (🇺🇦) dengan mengatakan “ini demi wargamu.”
Terpaksa begadang dulu sampai jam 2 pagi 😅 karena diminta live.
Pesan utama: kunjungan Jokowi (terutama ke Ukraina) perlu diapresiasi, tapi jangan diglorifikasi seakan-akan dia (dan Indonesia) adalah juru damai.
*please kindly ignore the “ganja” news 😆
16/
Selain masalah teknis, apakah ada masalah prinsip lain? Jelas ada!
Pertama: posisi 🇮🇩 tidak jelas, seperti dijelaskan Prof
@YohanesSulaiman
di utasnya.
🇮🇩 ini maunya apa? Kalaupun netral, apa kepentingan kita?
Re:
@RadityoDharmaP
Ini bukan resolusi berani. Ini resolusi main tabrak yang tidak memperhatikan kondisi lapangan dan tidak memperhatikan apa yang menjadi kepentingan Indonesia sendiri, yang akhirnya membuat Indonesia malah kehilangan kredibilitas secara internasional. /thread
13/
Bahkan, dalam situasi ini pun, proposal Prabowo sudah bisa jadi preseden buruk bagi negara lain.
Bayangkan di masa depan, ada negara kuat menginvasi negara tetangga, lalu melakukan referendum palsu dan diterima oleh masyarakat dunia.
🇮🇩 punya potensi wilayah bermasalah.
Planning to organize a small hybrid conference on “the non-Western response to the 🇷🇺 invasion of 🇺🇦” at Surabaya.
Will (probably) consist of several panels on “Global South,” “Global East,” “middle-powers,” and of course, 🇮🇩.
Will it be of any interest to the Twit verse?😀
4/
Jadi, seruan gencatan senjata harusnya ditekankan dulu pada 🇷🇺 agar menghentikan serangan dan menarik mundur pasukannya.
Dan perlu ada jaminan keamanan dari negara-negara lain.
Setelah itu, baru bisa ada komitmen lanjutan perundingan dalam bentuk apapun.
Sejak dibelikan tiket Pelita Air di akhir tahun 2022 oleh penyelenggara suatu acara, tidak pernah lagi berpaling ke lain hati.
Belum pernah merasakan terlambat & masih dapat snack pula.
Harga selalu di bawah kompetitornya (atau beda dikit saja) dengan kualitas jauh di atas.
Apa Kabar Pelita Air?
Meskipun Pelita Air diresmikan kembali masuk ke penerbangan berjadwal sebagai back-up plan pemerintah just-in-case Garuda Indonesia gagal dalam PKPU, tahukah bahwa sebelum pandemi-pun Pelita Air memang dari 2019 sudah ada rencana untuk kembali melakukan
Tulisan saya di Kompas mengenai proposal perdamaian pak
@prabowo
.
Poin-poin utamanya bisa juga dilihat di utas saya sebelumnya. Selain tidak masuk akal bagi 🇺🇦, sangat menguntungkan 🇷🇺, proposal ini juga tidak sesuai prinsip 🇮🇩 soal kedaulatan.
Proposal perdamaian Prabowo mendapat reaksi banyak pihak. Proposal Prabowo memiliki banyak kekurangan dan tidak mempertimbangkan dampaknya terhadap konsep mengenai kedaulatan wilayah serta posisi Indonesia.
#Opini
#AdadiKompas
10/
Kalaupun kita mau berargumen bahwa wilayah yang sedang diklaim dikuasai 🇷🇺 sebagai “wilayah sengketa”, bukankah kita sedang memberi hadiah pada agresor?
Apakah kita sedang berargumen bahwa negara kuat boleh menginvasi, lalu nanti bisa referendum di sana?
Artikel terbaru saya di
@ConversationIDN
, sekaligus memperingati 2 tahun invasi skala-penuh 🇷🇺 ke 🇺🇦.
Fokus: perlunya solidaritas kemanusiaan dari masyarakat 🇮🇩, karena tragedi di 🇺🇦 terus terjadi, terutama soal penculikan anak dan opresi Muslim Tatar.
“Tanpa langkah konkret, pernyataan Jokowi untuk menjadi mediasi perdamaian Rusia-Ukraina hanya basa-basi diplomatik.”
Seharusnya, 🇮🇩 sebagai Ketua MIKTA 2023, bisa menggabungkan kekuatan negara-negara menengah seperti 🇲🇽, 🇰🇷, 🇹🇷, dan 🇦🇺.
Eh tapi ada lho, profesor baru, yang ndak pernah mengajar (sekalinya mengajar hanya 15-30 menit).
Menulis pun sekarang mengambil tulisan skripsi mahasiswa.
Insentif menulis dan tunjangan Gubes puluhan juta. Dan jadi “kebanggaan” institusi karena kuantitas tulisannya.
@AhmadFuady01
Justru saat ini yg terjadi a/ para dosen dituntut target publikasi dengan insentif khusus publikasi. Sementara honor mengajar sangat timpang.
Akibatnya praktis dosen2 ingin "meneliti" dan bikin artikel
ilmiah di jurnal. Sesuatu yg seharusnya dilakukan peneliti sbg tugas utama.
5/
Poin kedua dalam proposal terkait penarikan mundur pasukan sejauh 15 km dan pembentukan zona demiliterisasi (DMZ).
Kalau ditawarkan di awal perang, tentu masuk akal bagi 🇺🇦 karena mereka sedang terdesak.
Saat ini, 🇺🇦 di atas angin.
18/
Ketiga, proposal ini bias karena hanya didasarkan pengalaman 🇮🇩 dan Asia, tanpa menghitung trauma sejarah Eropa Timur dan negara bekas Soviet.
Imperialisme 🇷🇺 di masa Soviet tidak diperhitungkan dan justru kita meminta 🇺🇦 dengan legowo duduk bersama bekas penjajahnya.
6/
Zelenskyy baru saja mengatakan 🇺🇦 sudah siap melakukan serangan balik.
Lantas mendadak disuruh berhenti dan mundur? Jelas tidak masuk akal bagi 🇺🇦.
Bagi 🇷🇺, yang sekarang terdesak juga dengan krisis di wilayahnya sendiri, usulan ini masuk akal.
8/
Tentu 🇺🇦 tidak bisa menerima itu.
Bagaimana mungkin negara agresor seperti 🇷🇺 dibiarkan menginvasi, lalu diberi hadiah bisa menguasai sebagian wilayah yang diambil?
Selain berlawanan dengan prinsip integritas wilayah, juga malah menjadi insentif bagi negara “kuat”.
Ditunggu lho Pak, proposalnya. Jangan cuma retorika belaka, 🇺🇦 pasti akan senang kalau ada yang serius mengajukan.
Dukung Palestina itu sudah tepat, tapi kalau anti-penjajahan harusnya juga secara jelas dukung 🇺🇦, bukan 🇷🇺 yang jelas menginvasi, atau bukan diam saja.
My comment regarding 🇮🇩 Jokowi’s plan to visit Kyiv and Moscow.
It’s not about “spirit of peace” but about his image and legacy, thus the G20 and the food crisis. It’s just another Indonesia-centric vision, instead of a global leadership.
Thanks to
@1AmyChew
for this!
Silakan diikuti utasnya, bagi yang penasaran apa saja yang kami (delegasi masyarakat sipil 🇮🇩) lakukan di 🇺🇦, dan rencana kerjasama ke depan.
Melawan propaganda 🇷🇺 adalah kerja jangka panjang kemanusiaan, karena tindakan brutal 🇷🇺 dan invasinya jelas melanggar prinsip 🇮🇩.
Seminggu kemarin, saya menjadi bagian dari delegasi masyarakat sipil Indonesia yang berkunjung ke Ukraina.
Saya akan bagikan pengalaman saya (kehancuran-perbaikan yang ada, serangan udara, dkk), siapa yang kita temui, dan rencana kerjasama ke depan demi hubungan baik 🇮🇩-🇺🇦.
/1
My latest op-ed, finally make it to
@jakpost
.
I explore the hypocrisy and inconsistency, by both the West and the Global South.
I advise the new 🇮🇩 government should be more courageous to ask 🇷🇺 to stop its invasion, as we asked Israel to stop.
Kalau kemarin saya kritik Kemlu yang hipokrit dalam (absennya) pernyataan soal serangan Rusia ke RS anak di Kyiv, maka berita di bawah adalah sehipokrit-hipokritnya negara.
🇷🇺 memulai invasi, menyebabkan ribuan warga sipil meninggal (termasuk anak-anak) sampai menculik anak.
11/
Mengapa saya bilang hadiah?
Karena referendum dalam kondisi perang jelas sulit dilakukan. Warga asli di wilayah tersebut banyak yang sudah terbunuh atau mengungsi.
🇷🇺 malah memindahkan warganya sendiri ke wilayah tersebut, agar menjadi penduduk di situ.
Terbayang kalau Indonesia mengatakan ke negara tetangga: “kalian mendiami wilayah historis kami, ketika masa Majapahit/Sriwijaya dulu.”
Persoalan kewilayahan 🇺🇦 sudah selesai sejak 🇷🇺-🇺🇦 Friendship Treaty (1997) dan Treaty on 🇷🇺-🇺🇦State Border (2003).
3. Kedua poin sebelumnya tidak menghitung tugas lain, yaitu meneliti.
Hal ini sengaja dilakukan karena iklim akademik di 🇮🇩 belum mendorong riset sebagai tugas utama dosen.
PT di 🇮🇩 masih berbasis “pengajaran.” Kapan bisa riset kalau mengajar 6-8 matkul + 150 mhsw/kelas?
20/
Keempat, kita melanggengkan argumen “might is right” dalam politik global dengan dalih “ini realitasnya”.
Kalau memang ini yang diinginkan, maka 🇮🇩 harus bersiap ketika nanti ada wilayah kita yang diambil, kita harus terima pembentukan DMZ dan referendum.
Betul sekali, pak
@dinopattidjalal
!
Kalau mau berkontribusi menghentikan perang, pak
@jokowi
tinggal bilang ke Putin agar menghentikan serangan dan menarik pasukan.
Kan lucu, hentikan perang, tapi mintanya ke Ukraina. Apa disuruh berhenti mempertahankan diri? Disuruh menyerah?
Seruan lantang Indonesia untuk "menghentikan perang" seharusnya dialamatkan scr khusus & langsung ke Presiden Putin krn sangat jelas Rusia yang menyerang Ukraina, bukan sebaliknya.
Kegilaan Rusia semakin menjadi, sama seperti Israel yang masih terus menyerang Palestina. Kali ini anak-anak yang sakit kanker jadi korban.
Semoga
@Kemlu_RI
segera memberikan ucapan berduka dan kutukan terhadap serangan biadab ini.
#RussiaIsATerroristState
Okhmatdyt Children's Hospital in Kyiv. One of the most important CHILDREN’S hospitals not only in Ukraine, but also in Europe. Okhmatdyt has been saving and restoring the health of thousands of children.
Now that the hospital has been damaged by a Russian strike, there are
7/
Selain itu, berdasarkan kondisi sekarang, DMZ mau didasarkan pada posisi yang mana?
Kalau asumsinya serangan di Belgorod juga bagian dari serangan balik, maka sebagian akan berada di wilayah 🇷🇺.
Kalau tidak, maka seluruh wilayah DMZ akan berada di wilayah 🇺🇦.
Lho jangan salah, dulu ada rekan yang usul:
“Apa kita buka usaha konsultasi skripsi aja ya? Bisa mahasiswa prodi kita, atau jurusan yang sama tapi universitas lain. Pasar ini, mas!”
Dengan gaji dosen rendah dan beban tinggi, jadinya ya kepikiran begini. Memanfaatkan pasar. 😂
Lha daripada gitu, mending sekalian nego aja dosennya untuk bikin les privat ngajarin kalian lulus sampai dapat nilai "A".
Ckckck. Gak habis pikir sama kelakuan mahasiswa dan "blantik" skripsi. Coaching skripsi di outsource.
Tapi sedih juga ya kondisinya kalau ditarik mundur
BRICS saat ini diwacanakan menjadi “lawan” atau “penyeimbang” Barat.
Jadi, kalau ada yang mengadvokasi 🇮🇩 gabung BRICS, tapi pakai logika “bebas-aktif”, kayaknya nggak pas.
Tulisan di bawah sangat pas menggambarkan ilusi BRICS dan bahwa BRICS bukan Non-Blok baru.
12/
Referendum baru bisa dilakukan bila:
1. Semua penduduk 🇺🇦 di wilayah tersebut kembali dari pengungsian, dan dibolehkan bersuara.
2. Pasukan dan Misi PBB yang menyelenggarakan, serta tentara 🇷🇺 (termasuk warga negara 🇷🇺 di wilayah tersebut) harus dikembalikan ke 🇷🇺.
21/
Kelima, ketidakjelasan dan amatirnya proposal yang ditawarkan memunculkan pertanyaan: siapa yang sebetulnya menyusun? apakah sudah dikoordinasikan dengan Presiden dan Kemlu?
Ataukah proposal ini hanya “cek ombak” saja?
17/
Kedua, proposalnya tidak memosisikan 🇷🇺 sebagai agresor dan justru melemahkan posisi tawar 🇺🇦.
Proposal ini masih bias “great power” tapi seakan berusaha menjadi penengah dan netral.
14/
Semua ide teknis tersebut bergantung pada dua hal:
1. Kesepakatan 🇷🇺🇺🇦, yang tidak mungkin tercapai saat ini
2. Peran besar Pasukan Perdamaian PBB, atas mandat DK PBB
Mungkinkah? Sulit dibayangkan DK PBB bisa menjadi penengah, mengingat ada 🇷🇺 di dalamnya.
15/
Bagaimana bisa meyakinkan 🇺🇦 bahwa pasukan perdamaian PBB netral, kalau keputusan siapa yang dikirim tergantung DK PBB? 🇷🇺 punya veto di sana.
Proposal Prabowo mengatakan: peserta disesuaikan kesepakatan dua pihak.
Fakta: DK PBB yang menentukan dan 🇷🇺 bisa memveto putusan
Bakal lebih susah mencegah dan melawan disinformasi Rusia di Indonesia 🥲.
Bahkan tanpa RT saja banyak rakyat/elit/akademisi yang termakan propaganda 🇷🇺. Apalagi kalau sampai ada.
23/
Berhubung sudah di-mention oleh prof
@YohanesSulaiman
agar memberi saran pada pemerintah, saya sejak awal sudah memberi 2 rekomendasi bila 🇮🇩 ingin mencoba berperan.
Pertama, aktifkan “shuttle diplomacy” dan bentuk tim/utusan khusus untuk berbicara dengan Kyiv dan Moscow.
Membaca Peluang Perdamaian Rusia-Ukraina via
@hariankompas
Pandangan saya soal perlunya pembentukan tim khusus, terutama diplomat yang paham soal 🇺🇦, agar ide “juru damai” tidak sebatas jadi blunder & upaya pencitraan pak
@jokowi
belaka.
24/
Kedua, sediakan forum dialog perdamaian bersama dengan negara-negara middle power (apalagi 🇮🇩 jadi Ketua MIKTA 2023).
🇮🇩 perlu mengembalikan kepercayaan, terutama dari 🇺🇦 yang agak goyah karena proposal pro-Rusia dari Prabowo.
My latest op-ed regarding 🇮🇩’s position on the 🇷🇺’s war against 🇺🇦 has been published by
@Diplomat_APAC
.
🇮🇩 must play its stabilizer role as a middle-power and organize a coalition in the UN and G20 to push for 🇷🇺’s retreat.
Will make a 🧵later.
Yang menarik sebetulnya, institusi (univ dan Kementerian) sepertinya senang-senang saja ada yang publikasi sebanyak ini (dan menjadi Gubes serta Dekan).
Berarti, sistemnya yang bermasalah dan justru mendorong lahirnya orang-orang sepertinya ini, ya kan
@iaridlo
?
Ya, kok bisa selama tahun 2024 aja dia bisa menulis artikel jurnal sebanyak 160 publikasi. Padahal tahun 2024 baru berlalu 105 hari. Lebih aktif dia menulis jurnal ketimbang saya ngetwit di X 😁
25/
Solusi damai, kalaupun ada, harusnya muncul bukan dari paksaan AS, Tiongkok, dan Indonesia, tapi dari hasil dialog kedua pihak.
Konteks sejarah dan kultural dari invasi Rusia ke Ukraina membuat solusi berdasar pengalaman “Indonesia” dan “Asia” tidak akan cocok.
Addendum 1/
Advisor to the Head of the Office of the President of Ukraine, Mikhailo Podolyak
@Podolyak_M
telah menyebutkan bahwa proposal 🇮🇩 ini serupa dengan proposal 🇷🇺 agar 🇺🇦 menyerah.
Semakin memperburuk citra dan mengurangi modal 🇮🇩 kalau ingin berperan lebih.
Another "peaceful settlement" proposal. This time… from Indonesia. And again, this "amazing plan," like other similar plans from time to time articulated by various "friends of the country of Lenin/Dostoevsky," frankly looks like a twin of the Russian proposal... about the
Starting tomorrow, our
@FISIP_UA
Centre for European and Eurasian Studies will organize a Ukrainian Week where scholars from and of Ukraine will share their thoughts on the current situation of 🇺🇦.
This is a public event so everyone can join.
The speakers are …
/1
Artikel terbaru saya soal keputusan ICC mengeluarkan surat penangkapan bagi Presiden 🇷🇺 Vladimir Putin.
Argumen saya:
1. Berbeda dengan beberapa ahli di Indonesia, saya beranggapan ICC punya kewenangan terkait invasi 🇷🇺 di 🇺🇦.
via
@ConversationIDN
4. Sayangnya, ada juga anggapan bahwa sepulang PhD, sudah saatnya sang dosen (muda/baru) “mengabdi” pada institusi.
Yakni, dengan cara menjadi pejabat struktural. Argumennya: sudah 4-6 tahun “kabur”, gantian lah dengan yang lain.
Efek: pengajaran-riset ybs terbengkalai.
@wndprj
Kalau kata pak Dirjen “ya beda kan kasusnya, yang satu ada negara besar” 🫣
Bener kata teman-teman jadinya, “a la carte middlepowership”, ngaku middlepower kalau ada perlunya aja. Sisanya ya ngaku negara kecil.
6/
Nyaris tidak ada opini yang jelas-jelas mendukung Ukraina untuk mempertahankan kedaulatannya dari serangan agresif Rusia.
Itulah kenapa artikel baru Dubes
@havasoegroseno
di bawah menjadi oasis di tengah keringnya pandangan moral yang tepat.
Dikutip oleh
@TirtoID
terkait kunjungan Presiden
@jokowi
pada KTT BRICS.
Poin utama: jangan sampai justru 🇮🇩 jadi bagian dari salah satu poros (Barat ataupun 🇨🇳-🇷🇺) tanpa paham kepentingan yang ingin dicapai dan hanya “yang penting beda/anti-Barat.”
Untung belum, rugi pasti.
Kedatangan Jokowi pada acara BRICS tentu menarik perhatian publik. Sebab, pertemuan tersebut akan dihadiri Jokowi di tengah keinginan blok tersebut untuk menambah anggota.
@wndprj
Ada lagi yang ngakali dengan cara ngasi insentif buat dosen, tapi hanya kalau dosennya publikasi.
Lha gimana?
Malah ada pernyataan pejabat kampus yang bilang verbatim “ngajarnya jangan lama-lama, biar bapak-ibu banyak waktu bisa publikasi. Mahasiswa suruh belajar sendiri.
*note:
Ada banyak program PhD yang memberikan pengalaman mengajar (di kelas S1-S2) serta membimbing. Jadi, banyak lulusan PhD yang sudah punya pengalaman.
*cuma mungkin bukan pengalaman mengajar 150 mahasiswa di kelas besar dan mengurusi administrasi prodi.
Disgusted by this.
And yet, the Russian Embassy in Indonesia already uses this as a tool of propaganda.
Proving once again, Islam and Russian propaganda (that they are the ally of Islam) plays an important factor in driving the pro-Russian narrative.
21/
Sayangnya, pandangan anti-imperialis pengamat kita justru hanya ditujukan ke Barat.
Kita lupa (atau abai) pada fakta bahwa Ukraina dan negara bekas Soviet lainnya sudah menderita puluhan-ratusan tahun akibat penjajahan Soviet/Rusia.