“You are so hot baby girl. Kamu bikin aku horny banget.” Desisnya pada Kinan, “Kayaknya aku bisa ngentotin kamu sepuluh kali malam ini.” lanjutnya, kesan menggodanya kembali. Ia menggigit bibir bawahnya seiring dengan penisnya yang terus dioral Kinan.
“Do you like it this way, baby?” tanya Andrew dengan suara rendah yang terdengar sangat menggoda, sambil memelintir putin kinan pelan. Kinan mengangguk, matanya terlihat sayu dipenuhi oleh gairah. Matanya menatap Andrew seakan-akan berkata,-
Mata gadis itu menatap lurus ke arah Andrew yang tampak menikmati mulutnya yang begitu basah. Entah kenapa ia tak lagi memedulikan dirinya yang beberapa kali tersedak, ia lebih memedulikan denyutan di antara selangkannya yang semakin menjadi. Melihat Andrew yang keenakan-
Lutut ku terasa lemas, sementara bagian selangkangan ku masih berkedut—basah. Andrew, pria yang tadi menyetubuhi ku dengan kasar kini keluar dari kamar mandi. Ia tampak begitu sexy dengan rambut basahnya, di mana air masih menetes mengenai pundak lebarnya.
Ia mengatur rambut Kinan yang terurai ke dalam genggaman tangannya, kemudian mulai menarik kepala Kinan untuk maju mundur sesuai dengan ritme yang ia inginkan. Terdengar suara basah yang keciplak saat penisnya keluar masuk dalam mulut Kinan yang mengeluarkan banyak saliva.
semakin membuat vaginanya terasa becek.
Andrew memegang kedua sisi kepala Kinan, meningkatkan ritme penisnya kedalam mulut Kinan. Pria itu mendesah berat, menahan kenikmatan yang menjalar dari ujung kepala penisnya ke seluruh tubuh.
“Open your mouth, as wide as you can.” Perintah Andrew, raut wajah tampannya berubah serius, kesan menggoda yang sedari tadi ia perlihatkan menghilang entah kemana. Hal itu membuat Kinan tanpa ragu menuruti perintahnya.
Sedetik setelah Kinan membuka mulut, lelaki itu dengan segera memasukkan penisnya ke dalam mulut Kinan dan membuatnya tersedak.
Andrew tak peduli, ia menengadahkan kepalanya kala merasakan penisnya disentuh oleh benda lunak yang hangat serta basah.
Ucapnya lalu mengecup sebentar bibirku kemudian menyelimuti tubuh telanjang ku.
Aku hanya mengangguk, karena berbicara pun rasanya aku tak mampu setelah menerima hujaman penisnya yang serasa menembus hingga ke lumbung rahim ku. 𝘎𝘰𝘰𝘥 𝘴𝘦𝘹 𝘦𝘷𝘦𝘳, batinku.