Ghaitsa merasa serba salah. Setiap tindak tanduknya seperti tengah diawasi dengan jeli. Bahkan, kerongkongannya pun terasa kian mengering, meski telah dialiri air mineral beberapa saat lalu. Ia ber…

Pagi Kamis yang mendung, sebab hujan terus mengguyur Jakarta sedari subuh. Genangan air ada dimana-mana, jalanan menjadi licin, dan juga macet. Namun, untuk sebagian orang, hujan di pagi buta dapat…

“Silakan, cookies-nya,” sapa Ghaitsa ramah. Ia membungkukkan sedikit badannya, dan mengulas senyum lebar pada beberapa tamu yang mendekat secara bersamaan ke stand Cattlaa Bakery. Grand…

Diaz melenggang masuk sembari menenteng tiga plastik putih besar berisi pisang molen, 2 kotak martabak tipis kering dan 2 kotak martabak asin. Bik Asih—asisten rumah tangga—yang membukakan Diaz pin…

Pagar utama di kediaman keluarga Nualam segera terbuka begitu mobil Diaz tiba, memberi akses sedan hitam metalik itu untuk masuk dan berhenti di carport yang tersedia. Diaz menoleh pada Ghaitsa yan…

Jarum panjang baru saja bergerak menyentuh angka dua belas, membuat genap pukul 8 malam saat Diaz memasuki lift yang akan membawanya langsung ke basement. Pemuda itu melirik ke samping kanan, memat…

Diaz tak sempat mengetik balasan apapun setelah membaca tiga bubble chat yang dikirim Ghaitsa. Lelaki itu segera bangkit dari kursi, berlari ke lift dan menekan tombol turun dengan tidak sabar. Tuj…

Gemerisik terdengar nyaring dari peraduan helaian daun akasia yang tertiup angin, memeta teduh pada halaman berumput jepang itu. Rumah dengan desain jadul yang berdiri di balik halaman kecil terseb…

“Sendirian aja lo, Ca?” Pertanyaan itu mengudara bersamaan dengan denting riang dari lonceng kecil yang tergantung di pintu masuk Cattlaa Bakery. Jelita masuk dengan sedikit terburu-bur…

Tangan Ghaitsa ingin meraih mangkuk makan Diaz yang telah tandas isinya saat lelaki itu berkata lembut, “Biar gue aja. Tempat cuci piringnya dimana?””Sebelah sana,” jawabnya…

Bulir-bulir air bekas hujan semalam masih terlihat menggantung di ujung helaian rumput jepang yang melingkupi tanah merah di hadapan Ghaitsa. Gundukan tanah merah itu membungkus tubuh cinta pertama…

Suara gemercik kayu yang dilalap api pada perapian mengisi dinginnya udara malam Ciwidey. Ghaitsa tengah duduk bersila di depan perapian itu—lengkap dengan sweater dan celana panjang tebal, juga ka…

Dua mangkuk bubur ayam dengan topping menggunung telah tersaji di hadapan Diaz dan Ghaitsa. Si pemuda segera mengambil dua buah sendok, membersihkannya dengan tisu, lalu memberikan salah satunya pa…