Pierre memijat tengkuknya yang pegal — lelah. Berjalan menuju lift yang akan membawanya ke lantai unit tempat di mana Ia tinggal sekarang. Hari ini hari yang berat untuknya — tentu setelah makan…

Pierre menatap Rhaella yang tengah berlarian bersama dengan Januar di halaman belakang rumah orang tua Pierre yang berada di Indonesia.

“Jadi, nanti meeting hari ini kita masih berada dalam pembahasaan perbedaan Boeing, Airbus, and Embraer? Bukannya kemarin kita sudah mencapai kesepakatan bahwa kita akan membeli tiga pesawat Boeing?”…

“Where are we going?” tanya Joleane kepada Pierre setelah mobil Escalade Pierre meninggalkan area gedung Apartemen mereka.

Pierre menoleh menatap Joleane yang tengah berjalan di sampingnya. Setelah menempuh ratusan kilometer, akhirnya mereka sampai di salah satu…

New York — kota yang tidak pernah tertidur. Kesibukan malam dan siang selalu meramaikan kota New York. Kota yang menjadi pelarian dari Archandra Pierre setelah kejadian yang menimpa keluarganya…

Joleane dengan segera memakai nipple patch dan sedikit merias wajahnya. Joleane memakai kaos putih kebesaran dan celana pendek jeans sebelum melangkah menuju pintu keluar tempat tinggalnya. Joleane…

Pierre mendorong koper miliknya keluar dari Bandara Internasional J.F Kennedy. Mencari taksi yang sudah dipesan oleh Dan untuk mengantarnya kembali ke Apartemennya. Pierre melemaskan seluruh ototnya…

Joleane menghentikan langkahnya ketika matanya menangkap sosok tingi besar tengah berdiri menunggunya. Ketika sosok itu mengangkat kepalanya, lalu tersenyum kepadanya. Melambaikan tangan kanannya…

Joleane mengabaikan seluruh panggilan yang masuk ke ponselnya. Dengan cepat Ia mematikan daya ponselnya dan menyimpannya ke dalam kantong celana pendeknya. Joleane hanya memakai masker, baju…

Pierre mengetukkan jarinya di atas printer yang sedang bekerja. Pierre menarik kertas dan membacanya, lalu tersenyum puas ketika membaca kertas tersebut. Kertas yang baru saja Ia cetak dengan segera…

Pierre turun dari mobilnya yang sudah Ia parkirkan dengan rapih di Asian Market — salah satu market yang menyediakan banyak kebutuhan dan bahan baku yang berada di Asia. Pierre mengambil kantung…

“Sekali lagi, terima kasih sudah menyempatkan waktu Anda sekalian untuk menghadiri acara perayaan launching produk terbaruku,” kata Joleane menutup sambutan yang sudah Ia berikan selama tiga puluh…

Pierre menunggu di ruang tamu rumah keluarga Spencer. Setelah sampai, orang tua Joleane menyambut mereka dengan hangat — hal yang sangat…

Joleane menghabiskan waktu selama dua jam untuk berbicara dengan Anatalia Robert dan Beatrice Franklin membahas tentang tawaran Talia untuk mengisi cover majalah mereka yang akan membahas tentang…

Joleane terdiam seraya mengetukkan jari-jarinya di meja. Menunggu seseorang di depan sana selesai menjelaskan terkait masalah yang ada di Perusahaan mereka. Menjelaskan beberapa hal tentang bagaimana…

Pierre melangkahkan kakinya menuju geladak kapal dengan hoodie miliknya dan dua gelas piccolo affogato buatannya. Pierre meletakkan dua gelas itu ke samping kursi kosong tepat sebelah perempuan yang…

“Anda bisa turun sekarang, Tuan,” kata salah satu orang yang sudah memasang jangkar untuk yacht yang dinaiki oleh Pierre dan Joleane. Pierre membantu mengangkat koper miliknya dan miliki Joleane ke…

“This is how the story begin. The late August we choose to left our dream.”

“Dalam hitungan ke tiga, kamu keluar, oke?” Joleane mengatur duduknya menanti Pierre yang akan keluar dari kamarnya. Joleane tidak dapat…

Joleane menggulir satu-persatu artikel yang memuat tentang beritanya dengan Marshall. Joleane berdecak ketika membaca semua isi di dalamnya. Sampah, pikir Joleane. Joleane menolehkan kepalanya…

Pierre berusaha keluar dari orang-orang yang mengenalnya dan ingin berbicara dengannya. Fokusnya saat ini adalah mencari perempuannya…

Pierre membersihkan sudut bibirnya setelah selesai dengan makan malamnya. Kemudian, mengambil gelas yang berisi air mineral dan meminumnya…

Setelah kejadian dirinya dipukul oleh Sebasta Marshall yang disaksikan oleh lima belas orang lainnya — orang-orang yang mengikuti pesta cocktail milik Caleb — kini Ia memasuki kamarnya yang berada di…

Pierre menunggu di lobi utama gedung tempat di mana kantor Joleane berada. Menunggu dengan kedua tangannya yang bersedikap dada seraya memperhatikan interior lobi gedung yang memiliki delapan puluh…

“Menurut Yayakung kenapa setiap orang berhak menggapai mimpinya sendiri?” tanya Rhaella ketika mereka memasuki tribun tempat di mana mereka dapat melihat perlombaan pada siang hari ini. Rhaenyra…

Pierre tidak dapat menjernihkan pikirannya ketika menerima pesan dari orang-orang yang bekerja bersama Joleane. Dengan tergesa di tengah…